bogortraffic.com– Universitas Pelita Harapan (UPH) melalui Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) resmi membuka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) untuk Tahun Akademik 2025/2026. Program ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam menjawab meningkatnya kebutuhan tenaga kefarmasian di Indonesia.
PSPPA UPH akan mulai menerima mahasiswa pada Agustus 2025, menyusul telah diterbitkannya izin operasional dari pemerintah melalui SK Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI Nomor 419/B/O/2025 yang ditetapkan pada 12 Juni 2025.
“Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pemerataan apoteker, baik secara jumlah maupun kualitas. PSPPA UPH hadir untuk mencetak apoteker yang tidak hanya andal secara keilmuan, tetapi juga memiliki integritas dan tanggung jawab sosial untuk turut memperkuat layanan kesehatan nasional,” jelas Apt. Ernestine Arianditha Pranasti, M.Farm.Ind., Ketua PSPPA UPH.
Program ini hadir dengan visi mencetak apoteker profesional yang unggul secara kompetensi, menjunjung tinggi etika serta integritas, dan berlandaskan nilai-nilai Kristiani. Hal ini sekaligus menjadi jawaban atas amanat UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023, yang mewajibkan lulusan sarjana farmasi menempuh pendidikan profesi untuk dapat menjalankan praktik kefarmasian.
Kurikulum PSPPA UPH dirancang untuk diselesaikan dalam dua semester (36 SKS), dengan komposisi:
-
32 SKS Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di lima bidang: rumah sakit, apotek, distributor, industri farmasi/kosmetik, dan instansi pemerintah.
-
3 SKS studi kasus praktik kefarmasian.
-
1 SKS ujian komprehensif dan UKMPPAI.
Lulusan PSPPA UPH akan memperoleh gelar Apoteker (Apt.) dan dapat mengajukan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) untuk praktik legal di Indonesia.
Kurikulum PSPPA UPH disusun secara kolaboratif bersama berbagai pemangku kepentingan, seperti:
-
Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI)
-
Rumah sakit, industri farmasi, dan pemerintah
-
Organisasi profesi seperti Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
Selain itu, program ini menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah institusi terkemuka, termasuk Siloam Hospitals, PT Mersifarma Tirmaku, Pharos, Etana Biotechnologies, BPOM, serta berbagai apotek dan puskesmas mitra.
“Kami menyadari bahwa apoteker masa kini dituntut untuk memiliki lebih dari sekadar pengetahuan teknis. Mereka harus adaptif, berintegritas, dan mampu berkolaborasi lintas sektor,” ujar Apt. Ernestine.
Untuk mendukung pendidikan berbasis kompetensi, PSPPA UPH dilengkapi berbagai fasilitas unggulan, seperti:
-
Apotek Pendidikan UPH
-
OSCE Center dan CBT Center
-
Laboratorium Kimia Farmasi, Farmasetika, Biologi, Farmakologi, Mikrobiologi, dan Klinis
PSPPA UPH juga mengacu pada konsep “nine stars pharmacist” dari WHO, yang mencakup peran sebagai caregiver, decision maker, communicator, manager, leader, lifelong learner, teacher, researcher, dan entrepreneur.
“Keunggulan PSPPA UPH memang ada pada praktik farmasi klinis, tapi kami pastikan seluruh standar kompetensi apoteker sesuai regulasi Kemenkes juga dipenuhi,” kata Ernestine.
Lulusan PSPPA UPH dipersiapkan untuk berkarier di berbagai sektor, seperti:
-
Rumah sakit
-
Industri farmasi dan kosmetik
-
Instansi pemerintah
-
Dunia akademik dan penelitian
Program ini berkomitmen menghadirkan pendidikan yang transformatif, menghasilkan lulusan yang takut akan Tuhan, unggul secara akademik, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.
Dengan hadirnya PSPPA, UPH memperkuat perannya dalam membangun sumber daya manusia kesehatan Indonesia yang berkualitas, beretika, dan siap bersaing di tingkat global.